Konsep baru tampilan taman dinding: segar alami dan harum.
Seluruh dinding bangunan bergaya Eropa itu tertutup dedaunan hijau. Paku jejer Nephrolepis exaltata dengan daun menjuntai mengisi taman dinding restoran wine di Summarecon Mal Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jenis lain di taman dinding itu adalah alokasia, ivy Hedera helix, cocor bebek Kalanchoe pinnata, dan sirih belanda Scindapsus aureus yang menciptakan suana segar.
Bukan hanya segar, kehadiran melati jepang Graptophyllum pictum dan pandan wangi Pandanus amarylifolius yang tumbuh di antara pintu masuk ikut memanjakan indera penciuman pengunjung restoran. Aroma khas kedua tanaman itu menguar lembut sehingga membuat pengunjung restoran betah berlama-lama.
Go green
Restoran wine itu salah satu bangunan di lobi utama mal yang memiliki taman dinding alias vertical garden. Total jenderal luasan lahan taman dinding di mal itu sekitar 1.080 m2. “Kami berusaha memadukan alam ke dalam dunia belanja, sehingga tercipta sensasi dan pengalaman baru bagi konsumen yang berbelanja di sini,” tutur Zora Fitria Sari, anggota staf hubungan masyarakat Summarecon Mal Serpong. Kampanye go green juga menjadi alasan taman dinding itu dibangun.
Menurut Zora kehadiran taman dinding membuat bangunan mal berkesan alami dan ramah lingkungan. Pembangunan taman dinding itu berlangsung pada Juli 2011. Desain dan pembuatan sistem taman membutuhkan enam bulan. Tanaman-tanaman yang dipilih sesuai tema taman tropis. Tanaman-tanaman itu diselipkan pada 2 lapis kain geotekstil setebal 6 mm.
Taman dinding itu bekerja serbaotomatis. Penyiraman setiap 2 jam sekali pada pukul 07.00 hingga pukul 17.00. Area penyiraman terbagi 3, masing-masing dilengkapi dengan tandon air. Pemupukan tanaman dilakukan 6 pekan.
Tanaman di taman dinding tumbuh subur meski tanpa media tanam. Hanya dalam sebulan tanaman sudah rimbun dan menyesaki seluruh permukaan taman. “Selama kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi dan lingkungannya sesuai, tanaman tumbuh subur meski tanpa media,” ujar Dr Ir Nurhayati MSc, arsitek lansekap dan dosen Pelestarian Lansekap Sejarah dan Budaya, Jurusan Arsitektur Lansekap, Institut Pertanian Bogor.
Outdoor
Di area lain, The Downtown Walk, konsep alfresco-sebutan untuk makan di luar ruangan, biasanya pada musim panas-begitu kental terlihat. Ratusan meja dan kursi ditata apik di antara ruang terbuka bersuasana tropis di kafe dan restoran yang menempati area itu. Unsur air dan tanaman berada di tengah-tengah ruang terbuka itu. Contoh kolam berbentuk lingkaran berdiameter 1 m. Kolam dengan air bening itu di bagian kolam ditaruh wadah pot besar. Di dalam wadah itu diisi rangkaian tanaman sukulen seperti kaktus, haworthia, dan bromelia dengan media tanam pasir.
Dua bangunan terpisah di sekitar lobi utama tak tuput jadi area pemasangan taman dinding. Di lantai dua bangunan terpisah itu terdapat dua area tempat makan dan duduk bersantai. Area itu dibuat sesuai dengan tema yang diinginkan oleh pengelola seperti lunar garden yang bersuasana Jepang. Bagian ruangan yang ternaungi dihiasi lampion-lampion jepang dan manekin wanita berbusana tradisional jepang. Area lainnya dinamakan Crocadero, dengan dominasi kayu dan tanaman sukulen.
Di area terbuka di lantai dua bangunan itu dihiasi taman dinding. Seperti pada dinding, cerobong asap setinggi 4 meter ditutupi taman dinding. Menurut Dr Ir Nizar Nasrullah MAgr, dosen di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, salah satu fungsi tanaman adalah untuk ameliorasi iklim. “Tanaman dapat melembutkan iklim dengan memberikan naungan dari sinar matahari, memodifikasi suhu, menambah kelembapan udara, serta menahan angin,” tutur Nizar. Dengan cara itu ruangan menjadi nyaman dan memberikan rasa segar bagi semua orang. (Pranawita Karina)
Tanaman Hias dan Apotek Hidup Terlengkap di Denpasar Bali
Putra Garden Tanaman Hias
INFO : 03617422220 / 081239611122