Budidaya tanaman pagan banyak ragam dan jenisnya. Termasuk tamanan di lahan terbatas bahkan bisa menggunakan bahan dari limbah plastik. Langkah ini bisa menjadi antisipasi sekaligus memperkuat daya tahan pangan nasional.
Limbah atau sampah plastik yang bagi sebagian orang dianggap sampah atau masalah serius yang harus diperangi. Tapi, di tangan orang-orang kreatif, limbah plastik itu bisa diolah dan diberdayakan menjadi barang yang bernilai tinggi.
Salah satunya, limbah pastik (ember air yang sudah pecah) bisa digunakan untuk media bercocok tanam di tengan keterbatan lahan di kota-kota besar seperti Jakarta misalnya. Limbah plastik itu dimodifikasi sedemikian rupa, kemudian diisi tanah dicampur pupuk kompos atau pupuk kandang sudah bisa digunakan untuk berccok tanam.
"Media tanam dengan tanah ini paling murah dan mudah. Bahkan, untuk meningkatkan kesuburan tanah cukup menggunakan pupuk kandang atau kompos yang dibuat sendiri," kata Siti Harsun, aktivits Qoryah Toyyibah pada perbincangan dengan BisnisNews.id, kemarin.
Di saat pandemi corona dan diberlakukan work from home (WFH) serta PSBB ini, maka orang banyak di rumah. Dengan begitu, bercocok tanah dengan media tanah dengan barang bekas ini bisa dilakukan. Untuk sebagian orang, limbah plastik itu tak harus membeli, karena banyak di lingkungan kita justru dibuang-buang.
"Jika mau, limbah plastik khususnya ember, pot bunga bekas pakai dan lainnya bisa digunakan untuk media cocok tanam. Tak membutuhkan lahan luas, bahkan tanah yang dibutuhkan tidak banyak, hanya seukuran ember atau pot yang digunakan," jelas Harsun lagi.
Aktivis LSM dan lingkungan yang dekat dengan kaum tani ini mengatakan, di saat pandemi seperti sekarang, yang harus diwaspadai adalah ancaman kekurangan atau krisis pangan di kemudian hari. "Kita berharap, krisis pangan itu jangan sampai terjadi," harap Harsun.
Dia menyebutkan, ban mobil bekas itu juga bisa dimodifikasi menjadi pot sederhana dan digunakan untuk media bercocok tanah berbasis tanah. Banyak daerah di Indonesia membuat pot bunga atau tanamman lain dari bahan ban bekas.
Harga Pangan Melonjak
Di awal-awal PSBB kemarin, harga berbagai kebutuhan pokok termasuk bahan pangan melonjak termasuk harga sayur-mayur serta bumbuh dapur seperti jahe merah, bawang bombai, cabai dan lainnya. "Padahal, semua itu bisa ditanam sendiri di pekarangan rumah. Paling tidak untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri sudah bisa," kilah Harsun.
Tak bisa dibayangkan, rakyat yang sudah menderita dan terkena PHK, harus menghadapi kenyataan harga pangan yang harganya selangit. "Kondisi buruk itu yang harus diantisipasi dan dilawan sejak sekarang," papar Harsun.
Menurut dia, bercocok tanah dengan lahan terbatas seperti pot, ember bekas, ban bekas dan lainnya tidak membutuhkan lahan luas. "Bertani seperti itu bisa dilakukan di sekitar rumah atau pekarangan. Bagi yang mampu bisa bertani dengan pot bunga dari bahan plastik yang bagus. "
Tapi jika ingin apa Adanya, bisa dengan bahan yang murah dan sederhana, dan memanfaatkan bahan di sekitar kita. Bahkan bisa memanfaatkan limbah plastik.
Sementara, pupuk juga cukup dengan kompos atau pupuk kandang," papar Harsun.
Jika gerakan tanaman pangan di media terbatas khususnya di pekarangan rumah bisa dilakukan masyarakat Indonesia, maka potensi krisis pangan itu bisa dihindari. Banyak tanaman pangan yang bisa diusahakan sendiri.
"Dengan menanam sayur mayur, dan buah-buah bahkan bahan pangan seperti jagung dan ketela di pekarangan rumah, maka otomatis kebutuhan konsumsi sendiri bisa tercukupi. Paling tidak, tidak semua membeli yang nota bene menguras isi kantong," kilah alumni MAN I Surakarta itu.
Putri yang tumbuh dan besar di kampung pesantren ini memang terbiasa hidup mandiri.
Tentunya dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya sekitarnya untuk hidup bersama orang tuanya dulu. Langkah itulah yang coba ditularkan dan dikampanyekan Harsun secara lebih luas sejak bergabung di sebuah LSM peduli pendidikan dan pertanian Qoryah Toyyibah itu.
"Sambil meniti karir yang lebih baik, maka budidaya pertanian di lahan terbatas bahkan dengan memanfaatkan limbah ini bisa dilakukan sejak dini," terang wanita yang aktif membina pedagang dan pengrajin aneka produk garmen di kampungnya di pinggiran Salatiga, Jawa Tengah itu lagi.
Aneka Jenis Tanaman
Untuk memulai budi daya bercocok tanam di lahan terbatas, menurut Harsun, bisa dimulai dengan tanaman sayur-mayur, sawi, cabe, bahkan ketela, ubi, bayam, kacang tanah, kacang panjang dan jagung pun bisa.
"Indonesia dikarunia tanah dan alam subur dengan dua musim yang baik.
Apapun bisa ditanam dan menghasilkan bahan pangan untuk dikonsumsi. Kata Koes Plus kayu pun bisa menjadi tanaman," terang Harsun.
Dia menyebutkan, tanaman sayuran seperti sawi, kool, cabe, bayam, kacang dan lainnya bisa ditanam dimedia terbatas itu. Untuk mendukung ketahanan pangan, maka jagung, ubi, ketela, kentang dan lainnya juga bisa dibudidayakan di pekarangan rumah.
Harsun tak ingin banyak berteori. Tapi, dia mengajak mari kita langsung praktik bercocok tanah dengan lahan terbatas di pekarangan rumah sendiri. "Tanaman di sawah dan ladang bagi petani harus tetap jalan. Tapi, untuk melengkapi hasil pertanian skala besar itu maka budi daya di lahan terbetas bahkan oleh kaum ibu juga sangat baik dan bisa dilakukan di rumah kita sendiri," tegas Harsun.(hel/helmi)
Putra Garden Bali menjual aneka bibit tanaman ketahanan pangan yang mudah ditanam di masa era pandemi Covid 19.
Biji Bibit Tanaman Ketahanan Pangan
Bibit Tanaman Ketahanan Pangan Rumahan